TUGAS
MANDIRI
PENGANTAR
ILMU ADMINITRASI NEGARA
DIMENSI
LINGKUNGAN
Budi
Setiawan
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDRAL
SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN
ILMU POLITIK
JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA
PURWOKERTO
DIMENSI
LINGKUNGAN
Dinamika atau perubahan dimensi
internal administrasi publik seperti kebijakan, menejemen, organisasi , moral
dan etika dan kinerja dalm administrasi publik sangat di pengaruh oleh paktor
lingkungan, dan sejarah adminitrasi publik di negara sedang berkembang, banyak
oendapat untuk berhati – dati dalam penerapan sistem atau model – model adminstrasi
publik dari dunia barat.
Administrasi publik bagi negara
sedang berkembang ini adalah sebagai bentuk doktrin penting moderenisasi karna
banyak sekali pengaruhnya dari bagi perkembangan negara yang masih sedang
berkembang, apalagi model tersebut di ambil dari negara barat. Unsur pemaksan
untuk menerapkan model administrasi publik dari negara barat ke nagara sedang
berkembang sangatlah berpengaruh besar pada negara sedang berkembang, pemaksaan
penerapan moderenisasi secara kaku ini telah menimbulkan kesan adanya “
westerniasi” dan membawa banyak implikasi negatif yang banyak di rasakan negara
sedang berkembang.
Oleh ekarena itu begitu pentingnya pengaruh
lingkungan tersebut, banyak perusahaan swasta dan intansi pemerintah mulai
memberiakn perhatian yang sangat bagus untuk menerapak disiplin “ menejemen srategis “ dan “ rencana
strategis ”
A.
Batasan Dan Lingkungan
Lingkungan di
artikan sebagai semua faktor yang berada di luar atau batasan organisasi yang
mencakup:
1.
Lingkungan umum ( general environment )
Yang mempengaruhi secara tidak
langsung atau kurang begitu di rasakan secara langsung seperti kondisi politik,
ekonomi, sosial, budaya dan hukum.
2.
Lingkungan khusus ( specific environment )
Yang memiliki pengaruh yang langsung
terasa seperti pelanggan, pemasok, pesaing, pemerintah, srikat pekerja dan
asosiasi pedagang.
Adapun ruang lingkup yang lain yakni ada 4
a.
Politik
b.
Ekonomi
c.
Sosial
d.
Teknologi
Menurut Katz dan Kahn (1978), lingkungan Organisasi terdidri dari 5 aspek yang harus selalu di
monitori dan di respon agar selalu efektif.
1.
Nilai masyarakat (societal values)
2.
Lingkungan politik/legal
3.
Lingkungan ekonomi/tenaga kerja
4.
Lingkungan informasi/teknologi
5.
Lingkungan fisik/geografis
B.
Pergeseran Paradigma
Dalam administrasi
publik terdapat dua paradigma umum tentang hubungan organisasi dan lingkungan
yaitu :
a.
Sistem Tertutup ( Closed system )
Artinya Interaksi yang terbatas dari
suatu organisasi terhadap lingkunagnya dan hampir semua kegiatannya tidak
tergantung pada dinamika lingkungannya. Dan perkembangan organisasi tidak
tergantung pada lingkungnya
b.
Sistem Terbuka ( Open system )
Artinya menggambarkan interaksi yang
interaktif antara organisasi dengan lingkungan sehingga kegiatanyang di lakukan
oleh Organisasi dan lingkungan itu sangatlah didikte/di contoh olehlingkungan.
Sistem Terbuka : selalu melihat eksistensi dan perkembangan suatu
organisasi dalam kaitannya dengann sistemlingkuangan yang ada di sekitarnya.
Ciri sistem terbuka menurut Robbins ( 1990:15-19) memiliki input, output
dan proses transformasi.
1.
Kesadaran lingkungan atau environment awareness
yang menunjukan adanya interdependesi antar organisasi dengan lingkungannya.
2.
Feedback yaiutu bahwa organisasi secara berkesinambungan
menerima informasi dari lingkungan dan melakukan koreksi dan juga penyesuaian
diri.
3.
![](file:///C:/Users/Admin/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![](file:///C:/Users/Admin/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif)
Karater yang bersifat siklus Artinya
selalu terjadi siklus dari input output lingkungan input.
![](file:///C:/Users/Admin/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![](file:///C:/Users/Admin/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif)
![](file:///C:/Users/Admin/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image003.gif)
4.
Entropi yang negatif artinya kecenderungan untuk
memperbaiki dirinya, memelihara strukturnya dan mencegah kematiannya, dan
behkan dapat bertumbuh karena memiliki kemampuan untuk mendapat energi kembali.
5.
Kondisi yang selalu bagus (steady state).
Dalam administrasi publik khususnya dalam birokrasi pemerintah
interaksi dengan lingkungan khususnya lingkungan sosial dapat di jadikan contoh
konkrit.
Beberapa ungkapan para ahli terhadap pembuatan keputusan :
a. Graham Allison (1971) “ bahwa pembuatan
kebijakan sering di pengaruhi oleh banyak pemain dari luar birokrasi dalam
bentuk negoisasi dan tawar menawar ”
b. Wilson (1989) “yang di lakukan oleh
intansi pemerintah sebenarnya di tentukan dari luar yaitu dari struktur dan
budaya politik, sehingga birokrat sering memiliki control yang terbatas
terhadap apa yang mereka kerjakan.”
Pola yang hampir sama juga bagi negara kita indonesai
antara negara indonesia dengan negara lain yang memberikan bantuan pinjaman,
bekarjasama, bermitra dsb dan juga ikut serta dalam mewarnai sikap dan prilaku
birokrasi.
C.
Karakter
Lingkungan
Ada dua karakter yang di miliki lingkunga menurut
(Katz kahn,1978; march & simon, 1958; thomson1967) yakni :
a.
Turbulence
Berkenaan dengan sifat lingkunagn
yang mengalami perubahan yang kacau balau atau stabil.
b.
Munificience
Sifat lingkuan yang mengalami tingkat
kelangkaan atau kelimpahan sumber daya yang penting.
Jika suatu organisasi hendak untuk bertahan atau
berkembang dalam organisasi itu, sangat penting untuk memperhatikan karakteristik Lingkungan, yaitu
dengan mengamati stabil atau labilnya lingkungan itu, ini semua untuk dapat
mengambil keputusan yang sesuai dengan keadaan lingkungan. conto : menghemat
sumber daya yang sudah langka, kompetisi, kerjasama, pengambilan ke putusan
dsb.
Ada juga pembagian lain dari Gregory G.Dess dan Donal W.Beard (lihat
robis 1990;218-219)
1.
Dimensi kemampuan (capacity)
Yang berkaitan dengan sumber daya
yang dimiliki lingkungan, apakah masih melimpah atau sudah mulai langka.
2.
Dinamika (volatillty)
Yang berkaitan dengan tingkat ke
stabilan lingkungannya yang memungkinkan suatu organisasi memprediksi masadepan.
3.
Kompleksitas (compelexity)
Yang menggambarkan tingkat heterogenitas
dan konsentrasi elemen – elemen lingkungan.
Lingkuangan juga ada dua macam ada yang simple dan kompleks, yang simple adalah
homogen dan terkonsentrasi, sedangkan yang kompleks
adalah yang heterogen dan terbatas.
D.
Mengenal Lingkungan
Ada cara atau
teknik untuk mengenal lingkungan yaitu dengan cara Evironmental scanning merupakan teknik yang digunakan untuk membaca
karakteristik lingkungan sekitat apakah lingkungan tersebut memberikan peluang
(Opportunities) dan ancaman (threats).
Dengan memanfaatkan teknik ini kita aka lebih siap dalam menghadapi masalah
lingkungan, dan dafat menesuaikan diri dari pengaruh eksternal itu.
Untuk penyesuain terhadap kondisi ini
organi sasi harus mengevakuasi kelemahan dan kekurangan, Jika sudah di dafat
tentang kekuatan dan kelemahan maka di integrasikan dengan peluang dan acanaman
dengan bentuk matrik SWOT, fungsi dari pembentukan itu untuk mngetahui isu –
isu jatuhnya organisasi dan bagaimana caranya agar bisa mengembangkan kembali.
Upaya ini sudah di lakukan oleh
Organisasi swasta maupun di indonesia dengan membuat peraturan perundangan yang
mewajibkan intansi pemerintah untuk memiliki rencana strategis intansi dan
mengevaluasi kinerja organisasi berdasarkan rencana tersebut.
E.
Wujud adaptasi Terhadap Lingkungan
Suatu Organisasi
dapat bertahan apa bila mampu menyesuaikan dengan lingkungan dalam berbagai
bentuk perubahan, bentuk penyesuaian itu dapat berupa dalam bentuk perubahan
yang strategis, struktur, dan budaya kerja.
Dalam literatur “ Hubungan Antara Organisasi dengan Lingkungan” dekenal
dengan dengan Strategi Kompetisi dan kooperasi.
![](file:///C:/Users/Admin/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.gif)
![](file:///C:/Users/Admin/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.gif)
Tulisan Stephen
P.Robbns (1990; 230-232) mengunngkpakan bahwa dalam menghadapipengaruh
lingkungan yang tak menentu (uncertain), dan iragnisasi mengatur struktur
organisasinya dengan lebih komplek lagi untuk menciptakan unit – unit yang
lebih khusus yang jumlahnya besar dan mengaplikasiskan lebihbanyak lagi
spesialisasi.
Simpulan yang di sampaikan oleh
Stephen P.Robbns (1990; 233)
1.
Efek lingkungan terhadap suatu organisasi itu
merupaka suatu fungsi dependensi.
2.
Suatu lingkungan yang dinamis memiliki pengaruh
yang lebih besar terhdap perubahan suatu struktur dari pada lingkungan yang
statis.
3.
Kompleksi organisasi dan ketidka tentuan
lingkunagan berhubungan langsung, artinya semakin tidak tentu lingkungan semakin
kompleks suatu organisasi.
4.
Formalisasi dan ketidaktentuan lingkungan
berhubungan terbaik, Artinya : semakin tinggi ketidaktentuan lingkungan semakin
rendah tingkat formalisasi.
Dan masih banyak lagi Literatur – literaur yang
menerangkan tenntang hubungan organisasi dengan lingkungan Di antaranya :
a.
Wechsler dan Backhoff ( lihat joyce, 1999) “strategic menegement” dengan menujukna beberapa strategi yaitu : “protective”, depelovmental”, “political”
dan transpormational”.
b.
(lihat peter & Certo, 1990) Dalam buku
menejemen strategi “ bahwa organisasi dalam merespon perubahan lingkungan
menggunakan strategi sesuai hirarki organisasi, misalnya tngkat corporate atau
organisasi secara keseluruhan, tingkat divisi atau departemen dsb.
c.
Potret (1980) memberikan strategi yaitu “
Overall leadership”, “differentiation”dan “focus” masing – masing menuntut pada
adanya keterampilan dan sumberdaya, dan persyaratan organisasi yang khusus.
d.
Usulan Ted Gaebler dan David Osborne (1993)
tentang strategi Birokrasi, kompetisi dan governance dalam menghadapi perubahan
lingkungan.
Pengaruh lingkungan juga berasal dari para stekholders
(liat pendapat lan Mitrof, sebagai mana di kutif oleh peter dan certo, 1990)
menurut Mitrof Organisasi merupakan suatu sistem sosial yang antara lain :
1.
Kumpulan stekholder internal dan eksternal.
2.
Memiliki ciri khas yang berbeda dengan
stekholders yang lain.
3.
Yang memiliki network satu dengan yang lain.
4.
Perubahan strategi akan menggeser hubungan
antara stekholders.
F.
Beberpa isu penting
Pemaksaan untuk
menerapkan teori administrasi publik dan pemaksasn teori pembangunan denigara
sedang berkembangdi diakui menimbulkan masalah di masa lalu, sementra penerapan
strategi capaciti buliding dan good
governance memunculkan kerag raguan akan berasil. Dan ini menjadi bahan
pertanyaan karna bangsa indonesia memiliki karakteristik lingkungan yang khas
tidak mudah menerima dan mempraktekan yang baru. Ada bebrapa isu penting yang
menyangkut lingkungan :
I.
Kekhasan Situasi dan kondisi di indonesia.
Situasi dan kondisi yang ada di
indonesia selama ini di tandai oleh :
a.
Kondisi situasi politik dan budaya masyarakat
sebagai akibat dari perjalanan sejarah yang khas.
b.
“inetria”(kelembaman) di dalam birokrasi.
Indonesis cenderung menolak berbagai bentuk perubahan, walaupun menerima itu
sebagai formiltas sajah atau kamuflase dan.
c.
Negara yang sangat luas wilayahnya, fisik yang
begitu kompleks, dengan ribuan pulai dan etnis pasti menuntut pelayanan publik
yang sangat kompleks.
Karakteristik sosial, politik, dan budaya bangsa
indonesia yang di pengaruhi oleh perjalanan sejarah yang di mulai pada saat
pemerintahan soeharto yang penuh dengan dominasi birokrasi. Banyak sekali
hambatan yang di akibatkan. Seperti pola berpikir dalam berbirokrasi pemerintah
yang seakan – akan sangat berkepntingan pribadi, kelompok, politik dan
sebagianya masih byanyak sekali.
Pemerintah juga menghadapi hambata fisik geografis
indonesia, termasuk memenusi varasi kebutuhan masyarakatitu sendiri. Disini
beban pemerintah sangatlah berat karna harus menetukan intervensi dibidang
consuption, investment, production, distributiont, seiring dengan masalh lain
sepertibesara aokasi sumber daya yang bisa di manfaatkan privat dan pemerinath,
banyak barang dan jasa yang dapat di produksi oleh pemerintah dan swasta.
Sementara itu hakekat dari barang dan jasa ( natue of
goods) yang di berikan pada masyarakat begitu komplek. Ada yang tergolong dalam
kriteria :
1.
“non-excludability”
pasar tidak menyediakan.
2.
“Excludability”
yang di sediakan pasar.
3.
“jointness”
bisa di nikmati bersama.
4.
“rivalry”
yang di dasarkan kompetisi.
Dari ke empat kriteria tersebut di
dapatlah 4 jenis barang dan jasa yaitu :
a.
Collective goods Seperti :Pertahanan Nasional,
Penyiar Radio Atau Televisi, Jalan Raya, Mercusuar Dll.
b.
Common cool goods Seperti :Udara, Air Permukaan
Dan Air Laut , Ikan Di Laut, Pemandangan Alam.
c.
Toll goods Seperti : Sekolah, Rumah Sakit,
Kantor Pos, Listrik, Telepon, Air Bersih Perpipaan.
d.
Private goods Seperti : Makanan, Minuman,
Pakaian, Kamera, Kendaraan
Mengatur,
memenej barang ini semua bukanlah perkara yang sangat mudah karena harus di
sesuakan dengan aspirasi dan keinginan masyarakat luas yang pada satu sisi
menuntut alokasi berdasarkan kebijakan publik.
II.
Penerapan Teori dan Strategi Administrasi Publik
dari barat
Di
bidang adminstrasi publik muncul keraguan tentang validitas paradigma
tradisional mulai nampak ketika para pakar dari negara maju mengusulkan untuk
meninggalkan paradigma yang tradisional dan menganti dengan yang baru dan nama
yang baru di antaranya :
v Managerialism
(pollitt,1990).
v New
publik mengement (Hood, 1991).
v Market-based
public adinistrasi (Lan dan Rosenbloom,
1992)
v Post
bureaucratic paradigm ( barzelay, 1992).
Keraguan akan validitas ini di landasi atas dasar
karna karakteristik administrasi publik terbilang kaku, hirarkis dan
birokratis, hubungan antara politis dan pemerintah begitu sempit dll.
Model baru
yang di usulkan menekankan peranan pemerintah dalam masyarakat, hubungan
pemerintah dengan warga masyarakat itu sendiri, pmemerintah juga harus
mengutamakan pemeberian pelayan kepada masyarakat, memeberdayakan masyarakat,
menekan outcome, juga pemerintah di berperan sebagai agen birokrasiyang
berorientsai pada dirinya sendiri seperti memusatkan perhatian pada kebutuhan
dan cara pandang sendiri. Tapi pemerintah harus menjadi custemer- drivenyang selalu memikirkan
kebutuhan dan cara pikir oeanggan atau masyarakat, mendorong organisasi untuk
bekerja sama sebagai tim DLL.
III.
Penerapan Teori Dan Strategi Pembangunan di Luar
Negeri
Di
bidang pembangunan terdapat masalah yang berkaitan dengan konsep dan teori
pembangunan. Ada banyakdefinisi tentang pembangunan namun salah satu yang
paling polpuler adalah : Suatu proses
perubahan yang dirancang secara sistematis untuk mewujudkan suatu kondisi yang
baik.
Menurut
ahli pembangunan Dennis Goulet mengingatkan bahwa pembangunan bisa membawa ke
untungan dan bisa juga membawa kerugian keuntungan
: pembangunan telah meringankan beban fisik, menciptakan spesialisasi
kelembagaan, kebebasan dan keleluasaan memilih. Kerugian ; kaum miskin teta miskin bahkan semakin miskin,
menimbulkan krisis lingkungan, pernag dan konflik, mengurahi hubungan yang
harmonis dengan negara.
Kemudian
muncul ideu di lontarkan oleh David Korten tentang pembanguna yan
“people-centered” diman upaya pembangunan hendaknya menyentuh aspek – aspek
manusia, membuat manusia menjadi subjek dari pembangunan yang tangguh dan ber
kualitas. Dengan kata lain kehidupan yang lebih baik adalah keidupan dimana
manusia memiliku kemampuan yang tinggi untuk memutuskan nilai yang di butuhkan
dan membuat prioritas, serta mampu mengorganisisr dirinya mewujudkan dan
membuat prioritas tersebut.
IV.
Penerapan Capacity Building : Strategi baru atau
Masa Lalu?
Merupakan
serangkaian strategi yang di tunjukan untuk meningkatkan efisiensi,
efektivitas, dan responsivitas dalam rangka kinerja pemerintahan dengan
memusatkan kepada dimensi pengembangan
sumberdaya manusia, penguatan organisasi, dan reformasi kelembagaan.
Dalam kontek
Pembangunan : kegiatan penyedianaan personel yang profesional dan teknis.
Keg. Yg di lakukan : Treaning, sistem rekrutmenyang tepat, pemberian gaji.
Dalam kontek
Penguat organisasi : di pusatkan kepada sistem menejemen untuk memperbaiki
kinerja, tugas – tugas yang ada dan pengaturan struktur mikro Aktivitas yang di
lakukan : pemanfaatan personil,kepemimpinan, komunikasi, struktur menejerial.
Reformasi
Kelembagaan : perrlu di perintah untuk perubahan sistem dan institusi yang
ada serta pengaruh struktur mikro. Aktivitas : perrubahan kebijakan dan aturan
hukum, reformasi dalam kelembagaan yang dapat mendorong pasar dan berkembangnya
masyarakat madani.
Semua
dimensi pengembangan di atas bertujuan kepada perwujudan nilai dari “good
governance”, strategi ini juga
sebenarnya berkenaan dengan strategi penataan input dan proses dalam
menca[ai output dan outcome, serta menata feedback untuk melakukan perbaikan
pada tahap berikutnya.
V.
Prinsip – prinsip Good Governance : potensi
menjadi paradigma palsu
Salah
satu pembahasan “ Good governance” dapat di telususri dari tulisan
J.S.Edralin(1997).”Govermen” suatu terminologi yang di gunakan untuk
menggantikan istilah “goverment” yang menujukan penggunakan otoritas politik,
ekonomi, dan administrasi dalam pengelolaan masalah kenegaraan. Istilan GOOD
GOVERNANCE di promosikan oleh bebrapa agensi multilateral dan bilateral (
JICA,OECD,GTZ) tahun 1991, dengan memeberikan indikator 1). demikrasi,
desntralisasi, peningktan kemampuan pemerintah 2). Hormat terhadap HAM dan
kepatuah terhadap hukum yan gberlaku 3). Partisipasi rakyat4) efisiensi,
akuntabilitas, transparansi dalam pemerintah, dan administrasi publik 5).
Pengurangan angaran militer dan 6). Tat ekonimo yang berorientasi pasar.
Mensosialisasikan
prinsip Good governance ini ke masyarakat secara langsung mengintegrasikan ajaran
tentang prinsip tersebut kedalam pendidikan nasional, menggunakan prinsip ini
sebagian dari penilaian seorang pemimpin atau pejabat, mendorong praktek
prinsip tersebut ke dalam regulasi dan berbagai peraturan perundangan, dan
nampaknya akan menjajikan hasilnya daripada menjadikannya program atau proyek
yang mementingkan laporan pertanggung jwaban tepat waktu serta teriakt tahun
angaran dan administrasi proyek.
No comments:
Post a Comment